Author : Tencii
Cast : Anya, Vina
Dia
pergi. Ya, sekarang akhirnya ia benar- benar pergi entah kemana. Hal yang aku takutkan pun
akhirnya terjadi. Lalu apalagi yang bisa aku lakukan tanpanya... Dia memang
bukan siapa- siapa bagiku. Terutama dia bukan pacarku. Namun ini seperti
setengah hatiku pergi bersamanya, entah kemana dan tanpa berpamitan sekali
pun.. Dan kini aku hanya bisa terdiam menatap lurus tanpa tujuan yang jelas.
Menatap setiap apapun yang ada didepannya dengan wajah muram.
Beginilah
keadaan Anya sekarang. Terlebih semenjak Nino pergi ke luar negeri untuk
melanjutkan study-nya. Ia sangat membenci ini, seperti ia telah kehilangan
setengah hati dan jiwanya. Terlebih Ninopergi tanpa meninggalkan jejak dan
tanpa pamitan kepadanya. Benar- benar menyesakkan hati. Sampai ia mengetahui
kabar kepergian Nino dari sahabatnya sendiri. Disaat mendengar kabar ini, ia
seperti kehilangan hatinya, melayang entah kemana, dan ia membenci Nino...
Didanau
sekitar taman kota...
Vina
: Nya, aku mau mengatakan sesuatu..*ragu-ragu*
Anya
: katakan saja, memangnya ada apa? *natap lurus ke danau*
Vina
: eengg... itu.. *natap kebawah*
Anya
: *natap heran Vina* heh.. kau ini kenapa? Katakan sajaa... aku dengar J *senyum*
Vina
: kau yakin ingin mendengarnya?? *natap Anya muram* aku takut nanti kau marah
padaku dan...
Anya
: dan apa?? Katakan saja.. *makin penasaran*
Vina
: mmhmmm.. baiklah.. nnngg.. Nino..
Anya
: *kaget* Nino kenapa?? *sontak liat Vina*
Vina
: Nino, sudah berangkat ke luar negeri, tepatnya ke Australia.. ia akan
melanjutkan study nya disana... *natap muram ke Anya*
Anya
: *kaget luar biasa, lalu hanya bisa terdiam* APA?? *terdiam*
Vina
: dia berangkat kemarin... maafkan aku tidak meberitahumu kemarin, aku dipaksa
Nino buat gak bilang ke kamu. Dia bilang dia hanya gak ingin melihatmu
menangis... *pegang bahu Anya*
Anya
: *masih terdiam* dengan cara seperti ini pun akan tetaap membuatku menangis.
Malah lebih memperburuk keadaan. Lebih baik dia tidak memberitahuku kabar sama
sekali.. Nino.. kenapa kau meninggalkanku dengan cara seperti ini? *bicara
dalam hati*
Vina : Anya… maafkan aku.. kau tidak apa- apa?? Anyaa…
Anya : *nahan air mata, senyum ke Vina* heyy.. memangnya aku kenapa??
Aku tidak apa- apa… kenapa kau ini?? Sebegitu cemasnya?? *nyengir*
Vina : kau yakin?? *natap cemas ke Anya* kau tidak apa- apa?? Tadi kau
kelihatan sangat terkejut, makanya aku cemas…
Anya : aku tidak apa- apa, kau tenang saja.. emangnya apa yang perlu aku
cemaskan? Nino itu hanya sahabatku, dan dia juga temanmu kan? Nino pergi itu
bukan masalah, lagipula dia kan pergi untuk nyambung study nya, lalu apa lagi
yang bisa aku lakukan jika ia sudah pergi?? *natap lurus ke danau, nahan sesak
dadanya*
Vina : iya sih, tapi kau yakin dengan ucapanmu?? *masih natap cemas
Anya*
Anya : hheeeyy… ini hanya hal biasa, dia hanya pergi melanjutkan
studynya. Nanti kalau libur dia pasti balik kesini lagi kan.. mengapa perlu
mencemaskanku? Aku baik- baik saja… *maksa senyum*
Vina : baiklah, kalau begitu… aku sedikit lega mendengar kau
mengatakannya… kalau kau ada apa- apa jangan ragu untuk cerita denganku yaa…
aku tidak suka temanku sedih sendiri..
Anya : hhmm.. ya baiklahh.. ya sudah, aku mau pulang saja, ini juga
sudah sore, sebentar lagi gelap… kau mau pulang denganku atau tidak?? *berdiri*
Vina : baiklah aku juga… ayoo… *gandeng tangan Anya*
Sore itu adalah sore hari yang sangat menyedihkan bagi Anya. Tidak ada
yang mengetahui hal ini selain dirinya sendiri. Ia hanya bisa menyimpan sedih
hatinya ini sendiri. Entah seperti apa hatinya sekarang, tapi yang jelas ia
sedang tidak mood untuk melakukan apapun. I hanya dikamar berbaring lesu. Ia
keluar kamar hanya untuk makan atau melakukan hal yang dianggap perlu. Ia
benar- benar tidak menyangka kalau hal yang ditakutnya akhirnya terjadi juga.
Jadi inilah mengapa Nino tidak pernah ingin membicarakan hal ini jika ia
ditanya. Walau pun hanya sekedar memberitahunya pun, ia tak mau
membicarakannya. Sekarang ia mengerti. Namun, ini rasanya lebih sakit dari yang
dibayangkan. Mengetahui bahwa sahabatnya yang satu itu pergi tanpa pamitan, dan
terlebih lagi ia mengetahui hal ini dari sahabat lainnya, bukan dari Nino
sendiri.
Sekarang yang bisa ia lakukan hanya lah melanjutkan kehidupannya. Dan
sekarang ia sudah resmi manjadi seorang mahasiswi sebuah universitas yang cukup
terkenal dikotanya. Ditambah dengan jurusan kuliah yang terkenal pula. Inilah
sekarang yang bisa menyembuhkan sedihnya. Ia kuliah sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Dari itulah, hamper setiap semerter kuliahnya, ia mendapatkan
nilai yang bagus. Dan Nino, di suatu universitas di Australia ia cukup dikenal
dengan kecerdasannya juga. Ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
beradaptasi disana. Dikarenakan dengan sikap ramahnya dan ia sangat fasih
berbahasa Inggris. Masa- masa kuliah pun dilalui. Dan mereka pun untuk sekarang
tidak saling memikirkan satu sama lainnya. Mereka yakin mereka akan bertemu
lagi suatu waktu nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar