#WindyRamadhina
Rayyi
karnaya, seorang mahasiswa IKJ fakultas perfilman.
Bao,
panggilan Rayyi dikampus, hidup layaknya seperti mahasiswa biasa, yang hidup di
kos dan hidup seperti anak kos kebanyakan, tapi satu hal yang membedakan adalah
Rayyi adalah anak tunggal dari seorang produser terkenal yang mempunyai rumah
produksi Karya Karnaya, yaitu Irianto Karnaya
Rayyi sangat
menyukai film dokumenter, namun hal ini sangat bertentangan dengan keinginan
ayahnya yang memaksanya untuk belajar tentang film produksi yang menuntutnya
nanti akan menjadi seperti ayahnya seorang produser.
Rayyi
mempunyai 3 sahabat baik dikampusnya, sahabat yang tau siapa sebenarnya rayyi.
Mereka adalah Sube, Bev dan Andre. Sube adalah seorang bule tampan, namun logat
makassar nya sangat melekat pada dirinya. Bev, seorang wanita cantik, layaknya
Natalie Portman, yang jelas banyak yang menyukainya dan termasuk Sube adalah
salah satunya yang bersedia rela menajdi bodyguardnya. Dan Andre adalah seorang
pendiam, seringnya tanpa ekspresi, dan sering mengacungkan tangannya jika akan
berbicara.
Rayyi punya
si Babe, sebutan untuk kamera kesayangannya. Kemanapun ia melangkah, ia akan
membawa si Babe dan merekam apa saja
yang disukainya.
Sampai ia
mengenal Haru. Haru Enomoto,mahasiswa pertukaran antar negara yang berasal dari
negeri sakura, Jepang. Mereka secara tidak sengaja bertemu pada acara festival
perlombaan film dokumenter Greenpeace, dimana Rayyi yang kesal karena filmnya
tidak menang dan Haru yang menjadi
pemenang diajang bergengsi ini.
Pertemuan
diantara mereka semakin sering terjadi, dan banyak hal yang terjadi antara
mereka yang melibatkan hati masing- masing.
Rayyi dan
Haru mempunyai banyak kesamaan. Sama penyuka film dokumenter dan sama- sama
terjebak dengan keinginan orang tua.
Yang saya
sukai dari montase adalah, dalam novel ini penulis pandai dalam membuat
karakter Haru, yaitu seorang wanita jepang yang cantik dan sesuai dengan
kebiasaan mereka. Disini pun banyak membahas tentang film dokumenter, yang merupakan salah satu genre film kesukaan
saya.
Dalam bagian
tertentu, penulis sangat pandai dalam menjelaskan tentang hal yang menyangkut
tentang Jepang. Bahasa, sakura,
kebiasaan orang disana daan tempat- tempat di Jepang.
Rayyi dan
Haru terlibat cinta yang sederhana. Mereka tidak menyatakannya secara langsung,
namun jelas disini diantara mereka saling mencintai hingga salah satunya
emninggal dikarenakan sakit yang menyerang dirinya.
Rayyi yang
bertengkar hebat dengan ayahnya, tentunya tentang keinginannya untuk belajar
lebih dalam tentang film dokumenter. Dan Rayyi yang harus berjuang membuktikan
kepada ayahnya bahwa ia bisa mewujudkan mimpinya, dan selama 2 tahun 9 bulan ia
menjadi kacung di rumah produksi seorang sineas terkenal, Samuel Hardi, yang
sekaligus menjadi dosen tamu di kampusnya.
Ini seperti
kalimat haru, "Ada impian yang lebih besar dari impian lain"
#HaruEnomoto~
-fin-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar