Tok.. Tok.. Tok..
Anya : o? *liat ke
ruang tamu* sebentar aku liat siapa yang datang.. *pergi*
Dale : hhmm.. Oke…
Sementara itu diluar
rumah, Nino sudah berdiri didepan pintu rumah Anya. Hari ini ia memang ingin
berkunjung kesini. Sambil menunggu, ia melihat sekitar halaman rumah Anya yang
masih sama dengan disaat ia terakhir kesini.
Anya : ya? *lihat
keluar*
Nino : Hai… *senyum*
Anya : e.. Hai…
*senyum kaku*
Nino : *senyum*
Dale : Anya, siapa
yang datang? o? *kaget*
Nino : *kaget*
Anya : ha? Hhmm? Ah,
ini kenalkan, Nino. Dia temanku sewaktu kami SMA dulu… Nino, kenalkan ini Dale,
temanku di kampus… *kaku*
Dale : aahh.. Ooh,
hai, Dale.. *ngajak salama* senang berkenalan denganmu.. *senyum*
Nino : ah, iya,
Nino. Senang berkenalan denganmu juga.. *jabat tangan Dale*
Dale : hhmm.. Anya,
sepertinya aku harus pulang. Ini juga sudah sore, lain kali aku kesini lagi ya…
Anya : ah ya, terima
kasih. Barang- barangmu sudah kau bereskan? Jangan sampai ada yang
ketinggalan..
Dale : ah iya,
sebentar aku ambil dulu.. *ambil barangnya, lalu kembali* ah, sudah… hhmm, aku
pulang dulu ya. Sampaikan salam dan pamitku pada mama mu.. Kau, jangan kapok
taruhan denganku ya, dan jangan sampai kalah lagi.. Hahahaha… *acak- acak
rambut Anya, senyum* Aku pulang dulu.
Bye…
Anya : Aiisshh kau
ini.. Baiklah, Pulang sana… Bye.. *senyum, lambai- lambai tangan*
Nino : *kaget,
genggam tangan kuat- kuat* ehem..
Anya : o? hhmm..
Maaf, masuk dulu.. Duduklah dulu, biar aku ambilkan minum… *berlalu ke dalam
rumah*
Nino : hhmm.. Anya,
ini untukmu *kasih bungkusan* kau masih suka brownies kan? Tadi itu aku tidak
sengaja lewat toko kue, jadi aku belikan…
Anya : hhmm.. *lihat
bungkusan* kau, kenapa selalu membuatku merasa merepotkanmu? Aahh, baiklah,
terima kasih. Sebentar aku kebelakang dulu… *ambil bungkusan, balik ke dapur*
~~beberapa saat
kemudian~~
Anya : ah ini dia..
*letakkan minuman sama brownies ke meja* silahkan minum… maaf aku hanya bisa
memberikan ini…
Nino : ahh, tidak
apa- apa. Ini sudah cukup. Hhmm.. Kau masih sama seperti yang dulu, selalu
meniman jeruk yang kau kasih jika aku kesini..
Anya : o? ahahahah…
maaf, biar aku ganti, kau mau apa?
Nino : ah tidak, ini
sudah cukup. Kau ini, aku hanya bercanda..
Anya : ah, baiklah..
*senyum*
~sejenak suasana
kembali kaku diantara mereka~
Nino : *letakkin air
jeruk yang diminumnya* hhmm… mama mu kemana? Lama sekali aku tidak melihat
beliau, sehatkan?
Anya : ah, mama
sedang di kamarnya. Beliau sehat,
Hhhmm.. Bagaimana kau bisa melihatnya, kau saja baru kemarin sampai di
sini..
Nino : ah iya juga,
hhmm baguslah… *senyum* hhmm.. Kau sibuk?
Anya : e? kapan?
Sekarang?
Nino : iya,
sekarang, apa kau sibuk?
Anya : hhmm.. Tidak
juga, kenapa?
Nino : hhmm.. Mau
temani aku keliling kota sebentar? Sepertinya aku perlu kau untuk menemaniku,
bagaimana?
Anya : hhhmm.. Tidak
sampai terlalu malam kan?
Nino : tidak, tenang
saja, aku tau bagaimana pergi denganmu. Bagaimana?
Anya : aahh,
baiklah. Kapan mau berangkatnya?
Nino : sekarang bole
juga. Terserahmu saja..
Anya : ah, baiklah.
Sebentar, aku ganti baju dulu..
Nino : baiklah.. Aku
tunggu…
10 menit kemudian..
Anya : ah, sudah, ayo jalan… *senyum*
Nino : o? kau tidak
memakai jaket yang aku berikan kemarin?
Anya : haruskah?
Nino : ah.. Hhmm.. Tidak jugak, terserahmu saja.
Ayo…
Anya : hhmm.. Maaf,
tapi sepertinya sekarang aku sedang ingin memakai ini… *tunjuk bajunya*
Nino : ahaha..
Baiklah, tidak apa- apa. Aku hanya bertanya saja, aku kira kau akan memakainya…
ayo… *berdiri* ah, kau sudah bilang pada mamamu bahwa kau akan pergi denganku?
Anya : ah sudah,
tadi..
Nino : baiklah,
ayo.. Tapi sepertinya sekarang aku ingin kita berjalan kaki saja, tidak apa-
apa kan?
Anya : tidak apa-
apa.. Ayo.. *tutup pintu rumah*
Nino : *senyum*
Selama perjalanan,
mereka berdua lebih banyak terdiam. Sibuk dengan fikirannya masing- masing.
Anya sibuk dengan melihat lampu- lampu jalan. Ia selalu memandangi jalan yang
dipenuhi kendaraan mobil dan motor yang ditemani lampu sorot dari tiap
kendaraannya. Sementara Nino lebih banyak tertunduk. Ia bingung apa yang akan
dibicarakannya dengan Anya. Padahal tadi sebelum ia berangkat, ia sudah
mengingat semua apa yang ingin di bicarakannya. Pembicaraan yang sebenarnya
sangat banyak ingin diutarakannya. Tapi entah mengapa setelah bertemu dan
mengajak Anya keluar, seketika semua hal- hal tadi hilang entah kemana. Sampai
pada akhirnya ia berinisiatif untuk mengajak Anya minum di café.
Nino : sepertinya
aku mau minum, kita cari café dulu yaa..
Anya : o? ohh oke…
*ngikutin Nino dari belakang*
~di café~
Nino : kau mau minum apa?
Anya : hhm…
sepertinya vanilla latte saja…
Nino : baiklah,
sebentar aku pesan dulu…
Anya : hhmm… *mainin
hp*
Beberapa menit
kemudian…
Nino : aahhh… ini
dia pesanannya, silahkan diminum… *datang bawa dua minuman, kasih ke Anya*
Anya : yey.. Thank
you *letakkin hp, ambil minuman*
Nino : ah, seperti
nya kau sibuk sekali dengan hp mu itu? Apa laki- laki tadi menghubungimu?
Anya : o?*lihat
Nino* aahh, hanya kawan kampus yang sms, bukan dia kok.. *minum vanilla latte,
liat hp*
Nino : oh, baguslah…
lebih baik mendengarnya… *minum orange juice nya* hhmm.. Kau ternyata masih suka dengan vanilla
latte yaa.. Tidak berubah..
Anya : oh, masih.
Hahahahha.. Ini kan minuman kesukaaanku…
Nino : hhmm… kau
tidak takut tidak akan tidur nantinya setelah minum itu? *nunjuk vanilla latte
Anya*
Anya : hmm.. Tidak,
sudah terbiasa..
Nino : oohhh… kau
suka kehidupan di malam hari?
Anya : ha?
Maksudnya? *liat heran ke Nino*
Nino : ah maksudku,
kau sepertinya suka ketika berjalan di malam hari? Dari tadi aku perhatikan kau
hanya memperhatikan lampu jalan, melihat kendaraan yang berlalu lalang.. Iya?
Anya : aahh, iya.
Sangat suka bahkan.. Kenapa?
Nino : hhmm.. Tidak
apa- apa. Aku sepertinya melihat Anya yang lain disini.. Sejak kapan kau mulai
menyukai hal ini?
Anya : e? sepertinya
hampir sekitar 1,5 tahun yang lalu… *mikir* ya, sepertinya sejak saat itu.. Aku
terkadang suka berjalan sendiri dimalam hari jika sedang suntuk.. Aaahhh satu
hal yang sungguh menyenangkan sepertinya… *senyum, liat minumannya*
Nino : *DEG* itu
sejak kami lulus sekolah dulu *bicara dalam hati* hhmm.. Anya, apa kau masih
marah padaku?
Anya : *sadar, pura-
pura gak tau* e? marah untuk?
Nino : untuk
kejadian disaat terakhir kita di sekolah dulu. Saat aku tidak memberitahumu
tentang kemana aku akan melanjutkan study ku, tentang aku yang tak
memberitahumu kalau aku akan ke Australia. Hhmm??
Anya : *terdiam*
Nino : Anya, maaf
untuk saat itu aku tidak menjawab pertanyaanmu, aku hanya tidak…
Anya : *tertunduk*
sudah, tidak usah di lanjutkan…
Nino : *tetap
lanjutkan omongannya* aku hanya tidak ingin kau sedih. Maaf aku tidak
memberitahumu ketika aku ke Autralia karena aku fikir itu akan semakin
membuatmu sedih. Maaf Anya, aku tida pernah memberi kabar padamu, dan…
Anya : *sontak
berdiri, liat tajam ke Nino* kalau kau tidak berhenti membicarakan hal itu,
lebih baik aku pulang saja. Aku sudah tidak mau mengingat hal itu, terima kasih
untuk ajakan dan minumannya. Aku pulang… *balik*
Nino : *kaget* Anya,
maaf.. Baiklah, aku tidak akan membicarakannya *tahan tangan Anya*
Anya : *remas
tangannya kuat, liat Nino tajam* apa bisa ku pegang omonganmu itu?
Nino : bisa.. *liat
Anya serius* duduklah lagi..
Anya : *diam, duduk
lagi*
Nino : hhmm..
Sebaiknya kita membicarakan apa untuk mengembalikan mood mu? Ah, kau mau makan
sesuatu?
Anya : tidak, aku
sudah kenyang… *minum vanilla latte nya*
Nino : ah, baiklah.
Hhmm.. Bagaimana kuliahmu? Lancar?
Anya : sampai detik
ini semuanya lancar. Walau kebanyakan mata kuliahnya cukup membuatku stress…
Nino : benarkah?
Aahh, kau harus banyak istirahat kalau begitu. Jangan terlalu memporsir tenaga
mu, dan jangan sampai terlalu sering begadang..
Anya : hhhmm.. Aku
tau.. Kau bagaimana kuliahmu? Apa disana menyenangkan?
Nino : hhmm.. Sama
denganmu. Semua lancar. Menyenangkan. Meski pada awalnya aku agak sedikit susah
untuk berinteraksi dan harus bisa dengan cepat menyesuaikan keadaan. Tapi
semuanya cukup menyenangkan hingga detik ini. *senyum*
Anya : kau sulit
berinteraksi? Kenapa? *heran*
Nino : hhmm…
entahlah.. Mungkin karena pada awalnya aku benar- benar merasakan perubahan
keadaan antara Indonesia dan Australia.
Anya : oohh… *minum*
Nino : *senyum* ah
iya, bagaimana kabarnya Vina? Sejak kedatanganku kemarin, aku belum ada bertemu
dengannya. Hanya kemarin meneleponnya saja. Ah, aku sangat berhutang budi
padanya selama ini…
Anya : *liat tajam
ke Nino* ya, kau benar- benar BERHUTANG BUDI padanya… kalian dari dulu tidak
pernah berubah jika ingin melakukan sesuatu padaku..
Nino : *kaget dengan
ekspresi Anya, sadar* ahahaha.. Maaf, hanya dia satu- satunya teman yang bisa
kuhubungi untuk mengetahui keadaan disini…
Anya : *diam*
Nino : ah, hhmm..
Laki- laki yang tadi kerumahmu itu siapa? Apa dia pacarmu?
Anya : o? ah, dia
teman ku dikampus.. Ah tidak, tetapi bisa dibilang ia cukup dekat denganku
sekarang..
Nino : *remas
tangannya* ah, begitu.. Apa kau menyukainya? Kau nyaman dengannya?
Anya : hhmm mungkin
iya. Sangat nyaman mungkin.. Entah mengapa aku di kampus tidak mempunyai banyak
teman. Dan dia sepertinya satu- satunya teman yang dekat denganku.. *senyum*
e? Mengapa kita jadi membicarakan Dale?
Aaiiisshhh…
Nino : *makin kuat remas tangannya* o? Dale ya
namanya… sepertinya kau sangat senang jika membicarakannya. Ah, tidak, aku
hanya tiba- tiba saja berfikir tentang dia. *liat jam* ah, sebaiknya sekarang
kita pulang. Aku lupa kalau tidak bisa membawamu terlalu lama. Kita pulang
sekarang?
Anya : hhmm..
Baiklah.. Ini juga sudah habis *nunjuk minumannya*
Nino : hhmm..
Sebentar aku bayar dulu…
Beberapa menit
kemudian…
Nino : sudah. Ayo
pulang. Hhmm.. Tapi sebelumnya apa kau masih ada yang ingin dibeli? Biar aku
belikan…
Anya : ha? Ah,
tidak. Kita pulang saja…
Nino : baiklah, ayo…
*jalan*
Anya : *ngikutin
Nino dari belakang*
~sampai di depan
rumah Anya~
Nino : ah sudah
sampai. Masuklah, terima kasih sudah menemaniku…*senyum*
Anya : hhmm.. Tidak
apa- apa. Terima kasih juga untuk vanilla latte nya.. *senyum*
Nino : hhmm…
Anya : aku masuk ya,
kau hati- hati pulang nya. Bye…
Nino : hhmm.. Ah
iya, Anya besok- besok kalau aku ingin pergi lagi kau masih mau kan menemaniku?
Anya : ah oke. Asal
kau beritahu saja dulu..
Nino : baiklah,
terima kasih. Sudah masuk sana, selamat malam… *senyum*
Anya : Ya, selamat
malam *senyum, masuk ke rumah*
Nino : *senyum*
Ini mungkin memang
pertemuan biasa, tapi satu hal ini cukup membuat Nino senang karena bisa
kembali bertemu dengan Anya. Walau tadi ia sempat secara tidak sengaja membuat
keadaan sedikit memburuk, tapi ia sudah berjanji mulai sekarang ia tidak akan
membicarakan kejadian yang telah lalu di depan Anya. Ia tahu Anya memang sangat
sedih jika memikirkan hal itu, dan cakan semakin sedih jika ia membicarakannya.
Anya. Gadis bodoh itu ternyata sedikit berubah sekarang. Dan satu hal, ia
sekarang mempunyai saingan. Anya, menyukai Dale.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar