#TereLiye
Ini adalah buku
pertama dari dua buku Tere Liye dengan cerita politik. Awalnya saya membaca buku keduanya berjudul
Negeri Di ujung Tanduk. Dan ternyata ini
adalah buku pertama dari seri tersebut.
Negeri Para bedebah
dan Negeri Di ujung Tanduk adalah dua novel pertama yang saya baca dengan tema
politik. Awalnya saya befikir bahwa saya tidak akan menyukai novel dengan genre
tersebut (pada saat saya buku Negeri Di Ujung Tanduk) dikarenakan akan bebicara
politik dan saya tidak mengerti tentang hal itu. Namun ternyata saya salah,
malah saya sangat tertarik setelah membaca novel tersebut.
Tere Liye sangat
pandai mengemas kalimat dan pandangan dalam dua novelnya tersebut. Cerita
tentang politik yang awalnya akan susah dipahami oleh orang awam (seperti
saya), di dalam dua novel ini dikemas dengan bahasa yang sangat baik. Saya
mengerti dengan alur, permasalahan serta cara penyelesaian dalam ceirta ini.
Mengerti tentang bagaimana sebenarnya politik di dalamnya terjadi. Dan dalam
membuat pandangan pembaca dengan alur cerita dibuat dengan sangat baik. Seakan
saya bisa membayangkan bagaimana keadaan itu terjadi didunia nyata.
Dikarenakan saya
membaca Negeri Diujung Tanduk terlebih dahulu, awalnya saya tidak mengerti
dengan alur cerita, karena itu memang sambungan novel pertama. Namun setelah
saya membaca buku yang pertama nya ini, saya pun mengerti dengan alur
ceritanya.
Negeri Para Bedebah
menceritakan seorang konsultan keuangan profesional, Thomas, membantu pamannya,
Om Liem, dalam menyelesaikan masalah pailitnya bank milik pamannya tersebut.
Waktu dalam alur cerita hanya memakan waktu 3 hari, namun Tere Liye sangat pandai
membuat alur yang baik sehingga dituangkan dalam sekitar 400 halaman lebih.
Thomas adalah seorang konsultan keuangan profesional yang sangat pintar dalam
memberikan solusi tentang masalah keuangan, baik itu untuk perusahaan maupun
negara. Namun satu hal, ia mempunyai dendam yang sangat mendalam pada saat ia
kecil. Dan pamannya, Om Liem adalah salah satu hal yang membuat ia memiliki
rasa dendam tersebut dan sangat membenci pamannya tersebut. Dikarenakan masalah
yang disebabkan Om Liem, orang tua Thomas yang harus menanggung deritanya.
Mereka yang tidak bisa membayar uang simpanan masyarakat dalam sebuah arisan
keluarga, harus mati terpanggang dirumahnya, karena di bakar massa. Thomas yang
setelah kejadian selesai, ia baru pulang mengantar susu keliling kampung,
langsung tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Sementara para tetangga nya
melarangnya pulang.
Setelah kejadian
tersebut, thomas kecil dikirim oleh tetangga nya ke sebuah sekolah berasrama,
dimana disana ia dituntut untuk menjadi seorang anak yang mandiri. Karena
sekolah tersebut memang sekolah untuk anak- anak terlantar, dibuang bahkan
anak- anak yang sudah tidak memiliki orang tua.
Setiap liburan
sekolah, thomas selalu berlibur ke rumah peristirahatan opanya di waduk
jatiluhur. Dan tante Liem selalu menyempatkan melihatnya ketika itu. Setiap ke
tempat opa nya, thomas selalu diajarkan banyak hal, dan selalu mendengarkan
cerita zaman kecil opa nya dalam pengungsian dari tempat kelahirannya ke tanah
Cina, yang mana itu selalu di ulang- ulang seperti kaset rusak kalau Thomas
katakan.
Setelah tamat dari
sekolah berasrama, thomas melanjutkan sekolahnya ke sekolah bisnis di luar
negeri. Dan setelah kembali dari penyelesaian sekolahnya, tentunya ia menjadi
konsultan keuangan dengan membuka sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
itu.
Masalah awalnya
muncul ketika Bank Semest milik Om Liem akan di tutup. Ia orang yang paling
dkat dengan Om Liem tentu tidak menerima dengan apa yang dilakukan karena jika
bank tersebut ditutup, maka saham yang ada akan dibeli dengan sangat murah oleh
orang- orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan segala usaha
dan dengan melibatkan banyak orang terdekatnya, Thomas mulai mencari cara agar
bank tersebut tidak jadi ditutup. Mulai dari mencari data tentang nasabah,
jumlah saham yang ada, jumlah tabungan nasabah, sumber uang yang ada dalam
tabungan nasabah, sampai aset- aset Om Liem yang berada di luar negeri. Hingga
orang- orang yang dianggap bisa membantu menyelematkan bank semesta, Thomas
sangat detail untuk menyelesaikan masalah ini.
Tere Liye sangat
pandai dalam membuat alur cerita. Cara thomas dalam menyelesaikan masalah,
mencari data, thomas yang mengejar orang- orang yang dianggap bisa
menyelamatkan bank semesta, thomas yang berkata dengan sangat ketus dengan Om
Liem, dan berbanding terbalik jika ia berbicara dengan Opa, thomas yang memulai
percakapan dengan orang politik dalam pesawat. Semua dikemas dengan sangat
baik. Alur, Waktu, dan tempat serta detail- detail kecil dibuat sangat baik
dlam cerita ini. Dan akhir yang susah ditebak, siapa yang melakukan
pengkhianatan, semua dibuat dengan sangat baik. Suasana tegang rapat, sampai
suasana perkelahian dibuat dengan sangat baik sehingga membuat saya tidak ingin
berhenti membaca novel ini.
Dan ada beberapa
kutipan kecil yang saya tulis di note, dimana kutipan tersebut sangat cocok
dengan kehidupan kita sekarang. Salah satunya adalah sifat kadek yang di
paparkan oleh thomas…
"setiap orang
punya urusan masing- masing. Urus saja bagian sendiri, sisanya tutup
mulut"