Rabu, 12 Desember 2012

The War is begin #2


Author : Tencii
Cast : Anya, Nino

Peperangan masih berlanjut. Hari ini sesuatu yang lebih menyebalkan Anya terjadi lagi. Saat itu jam istirahat pertama. Nino masuk ke kelas setelah tadi sebentar selesai bermain basket dilapangan. Saat melewati meja Anya, ia melihat gadis itu sedang sibuk melanjutkan latihan Matematika nya tadi. Disaat itu ia pun sempat melihat Anya yang melirik tajam ke arahnya. Entah sengaja atau tidak, tapi saat itu tatapan mereka bertemu dan sama- sama memancarkan keadaan perang dingin diantara mereka berdua. Dan ide gila pun terlintas di kepalanya…

Nino : Hahahahhaa… kali ini kena kau*bicara dalam hati, senyum evil* Hhhmm.. Anya, kau tadi dipanggil Pak Anwar (guru Mtk yang barusan ngajar), kau disuruh kekantor katanya..

Anya : *seketika liat tajam ke Nino, curiga* iyakah? Betul? Memangnya kenapa?

Nino : YA! Mana ku tau, kenapa tanya ke aku, huh..

Anya : Baiklah, kalau tidak awas kau..*makin liat tajam ke Nino,tutup buku,pergi*

Nino : Ah Anya, oiya aku lupa.. kau disuruh membelikan lontong untuk bapak tu. Sekalian ke kantornya kan..

Anya : *seketika berbalik* Baiklah, terima kasih..

Nino : hhmm yaya.. Hahahahhaha.. kena kau. Aku mau liat responnya nanti ketika dia balik, hahahahaahaa…*bicara dalam hati, senyum evil*

Anya yang percaya dengan perkataan Nino pun langsung menuju kantin untuk membelikan pesanan Pak Anwar yang dikatakan Nino tadi sebelum kemudian ke kantor guru. Sebenarnya ia malas harus ke kantin dulu, karena jika sudah ke kantin, ia harus berdesak- desakan untuk membeli pesanan itu. Ada ratusan siswa yang makan disini dan ruang kantin ini hanya sepetak dan sangat sempit jika jam istirahat tiba. Makanya Anya terkadang malas untuk ke kantin disaat jam istirahat. Bukannya tidak ada kantin lain disekolahnya, hanya saja kantin yang sati ini makanannya memang terkenal enak. Jadinya ya rata- rata semua siswa jajan disini. 

Sekitar 10 menit berdesak-desakan menunggu pesanan itu, akhirnya ia bisa keluar dari situ dan langsung menuju ke kantor. Setelah melihat kondisi ruang guru, ia pun lansung menuju mejanya Pak Anwar. Terlihat Pak Anwar sibuk menulis sesuatu dibukunya.

Anya : Permisi pak, ini lontong pesanan bapak. Hhhm.. maaf, bapak kenapa memanggil saya ya pak?

Pak Anwar : *liat bingung ke Anya* Maaf, apa kami tadi bilang saya yang memesan ini? Maaf, tapi tadi sepertinya saya tidak ada menyuruh siswa untuk membelikan sarapan. Saya tadi juga sudah sarapan dirumah. Terus, tadi kami bilang saya memanggil kamu kesini? Sekali lagi, saya tidak ada memanggil siswa untuk datang ke saya. Jadi saya tidak ada menyuruh kamu untuk datang kesini.

Anya : *seketika kaget dengan ucapan gurunya* Ha? Jadi bapak tidak ada memanggil saya kesini dan tidak menyuruh saya membelikan sarapan ini untuk bapak?

Pak Anwar : Ya. Saya yakin kalau dari tadi saya tidak ada memanggil siswa ke kantor dan tidak menyuruh saya untuk membelikan ini.*nunjuk lontong yang dibeli Anya*

Anya : *bicara dalam hati*aaaiisshh Nino, awas kau.. beraninya mengerjai aku. Liat saja nanti kau yaa..*geram, kepal tangannya kuat* Hehehehehe.. baiklah kalau begitu pak. Maaf telah mengganggu waktu bapak, mungkin saya yang kurang focus pak.*nyengir hambar*

Pak Anwar : Apa kamu sakit? Kalau sakit, sebaiknya kamu istirahat di UKS saja. Dari pada nanti jadi begini lagi.

Anya : aah, tidak apa-apa pak. Kalau begitu saya permisi, sekali lagi saya mohon maaf pak. Maaf mengganggu waktu bapak*senyum, nunduk, lalu pergi*

Anya pun langsung menuju kelasnya. Secepat mungkin ia berjalan, bahkan bisa dikatakan berlari kali ini. Kemarahan dan kekesalannya memuncak sekarang. Satu orang yang dicarinya, Nino. Ya, Anya merasa benar- benar dipermainkan oleh musuh dalam perang dinginnya yang satu ini. Sesampainya di depan kelas, Anya langsung menuju meja Nino. Masih dengan kekesalannya, ia langsung menggebrak meja Nino, ketika yang si empunya sedang sibuk memainkan hp-nya.

BRAKK (tangan Anya berhasil dengan mulus meja Nino)

Nino : YA! APA YANG KAU LAKUKAN? Sopanlah sedikit..*kaget, pura-pura gak tau keadaan*
Anya :*natap tajam Nino, dengan tangan masih diatas meja*APA YANG AKU LAKUKAN KAU BILANG? Sekarang aku tanya kembali, APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU, HAH? Apa maksudmu dengan aku dipanggil Pak Anwar ke kantor? YA NINO, APA MAKSUDMU?

Nino : ooohh itu.. Hahahahhaa… kenapa? Aku hanya bercanda saja denganmu. Salahmu sendiri yang langsung percaya dengan omonganku..*masih berusaha control emosinya*

Anya : kau bilang itu BERCANDA? Bercanda itu ada batasnya, tidak seperti ini..*masih natap tajam ke 
Nino*

Nino : Hah.. apa itu menyebalkan untukmu?*masih dalam keadaan duduk, liat tajam ke Anya,masukkan hp ke kantong celananya*

Anya : …

Nino :*sontak berdiri dan mendekatkan wajahnya ke Anya, natap tajam ke Anya*Begitulah rasanya ketika kemarin kau mengerjaiku didepan kelas. Dan sekarang, kita SATU SAMA.*sengaja menekankan kata itu di depan wajah Anya*

Anya :*DEG. Sontak jauhkan wajahnya dari Nino*aaaiisshh….*masih natap tajam ke Nino, nendang kaki meja, lalu pergi ke mejanya*

Nino : Hah…*natap Anya yang pergi, senyum evil, lalu keluar kelas*

~~Tak lama Nino pergi…~~

Anya : aaaiiisshhhh.. bodohnya aku.. *acak-acak rambut*

Vina :*tiba-tiba datang, dan duduk disamping Anya*Heyy, kenapa?*pegang bahu Anya*

Anya : bodohnya aku dengan gampangnya di kerjai sama si Nino bodoh itu..hhuuaaa.. memalukan..*makin acak- acak rambut*

Vina : Hahahahha… kalian kan sama- sama bodoh*senyum*. Sabaaaarrr… sebenarnya apa yang terjadi?*natap Anya dengan wjah bingung*

Anya:*natap tajam ke Vina, lalu kembali melemah*Bisakah aku menceritakannya nanti- nanti saja, viin? Mengingat itu lagi benar- benar memalukaann..*memelas ke Vina*

Vina : okelah..okelah.. Sekarang minumlah ini dulu, biar lebih tenang*kasih air mineral*

Anya : tarima kasih..*ambil air, minum, lalu menelungkupkan wajahnya ke meja *

Vina : ckckckc…*geleng-geleng heran liat Anya*

Hari itu benar- benar hari yang menyebalkan untuk Anya. Dia tidak menyangka Nino akan membalasnya dengan cara ini. Dan ia pun segera memikirkan lagi cara untuk kemudian membalas Nino. Dan entah bagaimana lagi keadaannya setelah itu… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar